Senin, 21 Maret 2011

Bawang Merah Impor "Banjiri" Lampung


Bawang merah impor asal Vietnam dan Fhilipina "membajiri" pasar-pasar di Lampung, terutama Kota Bandarlampung, karena pasokan dari dalam negeri berkurang sejak beberapa bulan terakhir.

"Pasokan bawang merah asal Brebes, Jawa Tengah, maupun produksi lokal berkurang karena belum musim panen komoditas itu. Sementara bawang asal luar negeri masuk," kata pedagang sayur-mayur di pasar Tani Kemiling Bandarlampung, Selasa.

Ia menyebutkan, hingga sekarang bawang merah produksi lokal terutama asal Brebes Jawa Tengah tidak ada di pasaran Bandarlampung.

Menurut salah seorang distributor komoditas itu, kata dia, pasokan komoditas dari Brebes tersendat karena jumlah panen yang berkurang akibat anomali cuaca.

Ia menjelaskan, harga bawang merah asal dua negara Vietnam dan Filipina itu juga cukup bersaing dengan produksi lokal.

"Harga bawang merah asal Vietnam dan Fhilipina itu saat ini dijual Rp18.000 perkilogram atau turun bila dibandingkan beberapa pekan lalu yang sempat menembus Rp23.000/kg," katanya.

Ia menjelaskan, untuk kualitas bawang merah asal Vietnam cukup bagus dan besar-besar bila dibandingkan produksi petani di Lampung.

Namun menurutnya, kualitas bawang merah asal negara tetangga itu masih di bawah produksi Brebes Jawa Tengah.

Indah salah seorang warga Tanjungkarang Pusat Bandarlampung mengatakan, memilih bawang merah asal Brebes karena warnanya lebih segar dan besar-besar. Sedang warna bawang merah asal Vietnam keungu-unguan.

Ia mengatakan, sejak beberapa pekan lalu harga kebutuhan dapur itu sempat naik karena pasokan bawang merah dari Pulau Jawa tersendat.

Solihin pedagang sayur-mayur di pasar Kangkung menuturkan, pasokan bawang merah asal Brebes Jawa Tengah masih tersendat, sedang produksi lokal di Lampung juga menurun.

Sehingga lanjutnya, sekarang ini bawang merah dari luar negeri masuk ke Lampung.

"Hampir seluruh pasar di Lampung menjual bawang asal Vietnam dan Fhilipina, karena sulit mendapatkan kebutuhan dapur itu dari dalam negeri," jelasnya.

Berdasarkan keterangan penyalur besar bawang merah, jelas dia, pasokan komoditas tersebut dalam beberapa pekan terakhir ini tersendat akibat panen yang kurang memuaskan dari daerah penghasil bawang merah seperti di Brebes, Jateng.

Tersendatnya pasokan bawang merah juga akibat kondisi infrastruktur jalan di Provinsi Lampung dan beberapa kawasan di Pulau Jawa rusak.

Selain itu juga masih terjadinya antrean panjang kendaraan truk di Pelabuhan Merak sehingga distribusinya terhambat.

Penurunan harga bawang merah itu cukup disambut gembira oleh warga terutama ibu-ibu rumah tangga sehingga mereka tidak perlu mengurangi belanja untuk membeli kebutuhan dapur tersebut.

Pitri warga Kemiling mengatakan, harga bawang merah sejak beberapa pekan lalu sempat bergerak naik, tetapi saat ini sudah mulai turun.

"Harga bawang merah saat ini Rp17.000-Rp18.000/kg atau turun bila dibandingkan beberapa pekan lalu yang sempat menembus Rp23.000/kg," jelas dia.(ANTARA)

Tidak ada komentar: